Ayo gabung Neobux ! anda dibayar untuk tiap iklan yang anda klik

Rabu, 02 Juli 2008

Berubah atau Punah ....


By Luqman Setiawan




Beberapa hari belakangan ini media massa kita dihiasi oleh berita internasional seputar krisis politik di suatu negeri nun jauh di benua yang perut buminya kaya akan deposit barang tambang permata namun ironisnya selalu penuh dengan tragedi dan krisis tak berkesudahan.
Zimbabwe,negeri yang saya maksud.Ex koloni kerajaan Inggris yang masih terbilang muda merdeka di awal tahun 1980-an.Pada awalnya negeri ini berjalan damai2 saja,meski tidak dapat dikatakan cukup makmur untuk ukuran standar ekonomi internasional.Pemimpin negeri ini,Mr.Robert Mugabe,mantan pucuk pimpinan pejuang kemerdekaan,memegang tampuk kendali penuh sebagai presiden.

Selama menjadi presiden,Robert Mugabe,cukup harum namanya di mata dunia internasional.Bahkan,Inggris sebagai negara mantan "juragan" negeri tersebut memberikan apresiasi yang tinggi kepada sang presiden yang sebelumnya adalah pribadi yang berseberangan dengan kepentingan sang penjajah.Inggris menganugrahkan gelar kebangsawanan kepada Mugabe,yang menjadikan sang presiden jumawa di tengah pusat gemerlap materialisme komunitas eropa tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu,pamor presiden terus bertahan melekat di hati rakyatnya.Setidaknya berdasarkan kemenangan dalam setiap pesta pemilu yang diadakan oleh lembaga negara yang berwenang.

Hingga akhirnya,2-3 dasawarsa berlalu.Tibalah tantangan baru,angin perubahan berhembus di seantero negeri.Rakyat mulai sadar,bahwa tantangan kehidupan di negeri tersebut semakin berat.Mula-mula,harga barang2 di seluruh negeri serentak berlomba naik.Harga BBM naik,sembako naik,tapi ironisnya...stok barang yang diperdagangkan malah menghilang dari pasaran.Tidak berselang lama,para buruh pabrik tidak dapat bekerja...lantaran tidak mampu membayar ongkos bis kota.Para pelajar,dan mahasiswa gagal menunaikan tugas mulia menuntut ilmu,lantaran tak mampu lagi beli buku.Ibu2 resah dan gelisah,menangisi suami2 mereka yang serentak tidak mampu lagi berangkat kerja.Sedemikian parahnya kehidupan ekonomi bangsa ini,hingga dengan luar biasanya...bank sentral negara menambah cetakan angka nol dibelakang nominal uang kertas resmi negara,dollar zimbabwe.Data statistik terakhir sebelum di stop release oleh pemerintah-- mengungkapkan, inflasi sebesar 1 juta persen (1.000.000%).Tidak heran jika pada saat kisah ini saya posting kehadapan sosektaers yang terhormat,harga sepotong roti di negeri itu nilainya sama dengan harga 10 buah mobil baru pada 10 tahun yang lalu !

Di tengah kebangkrutan total yang mengancam keberlangsungan negara, bukan tidak ada warga yang peduli untuk maju memimpin barisan perbaikan.Morgan Tsvangirai,salah satunya. Anak negeri yang satu ini cukup punya nyali berhadapan dengan sang maestro pendiri negeri--Mr Mugabe.Dan,tanpa banyak mengumbar energi,sang incumbent mampu men-TKO sang Maestro di putaran pertama pemilu.Sayangnya,aturan pemilu negara mensyaratkan kemenangan mayoritas plus untuk sahih berkhidmat menggenggam kendali pemerintahan.Dengan kata lain,TKO saja belum cukup.Lawan harus KO,jika perlu sampai tamat riwayatnya.Maka pemilu putaran kedua harus dilangsungkan.Namun,di tengah situasi negara yang berantakan.Disertai dengan intimidasi pemerintah berikut antek partai berkuasa berbumbu kekerasan,dan teror.Menyebabkan tokoh protagonis kita,Tsvangirai berhitung panjang untuk lanjut dalam putaran pesta pemilu tahap kedua.Alih alih maju terus pantang mundur,Tsvangirai pilih langkah seribu,berlindung dibalik kokohnya tembok kedutaan besar negara belanda.Suatu sikap yang rasional mengingat babak kedua pemilu yang jauh belum berlangsung saja telah memakan sedikitnya 80-an korban jiwa di pihak rakyat tak bersenjata.Maka,negara dengan lantang mengumumkan kemenangan sang maestro,pendiri pilar demokrasi negeri,presiden lebih dari 3 dasawarsa. Pengumuman Mr.Robert Mugabe sebagai presiden selanjutnya menggantikan dirinya sendiri,mengakhiri anti-klimaks dari upaya perubahan yang gagal.Satu lagi contoh,Zimbabwe...negeri yang gagal melakukan perubahan...tengah mengais liang lahat kematiannya.

Kisah diatas,hingga saat ini memang masih terus bergulir.Namun endingnya masih jauh dari penerawangan akal sehat manusia awam.Zimbabwe,bak cermin negeri kita tahun 1959-1966,dan 1997-1998.Yang pertama (1959-1966) dimulai dari dibubarkannya parlemen oleh maestro negeri kita--Ir.Soekarno melalui dekrit presiden,yang merupakan salah satu labirin jalan pintas negara menjinakkan podium demokrasi di parlemen.Dekrit presiden,menjadi sumber hukum dan dicangkokkan dalam doktrin hukum ketatanegaraan kita.Dengan tumpulnya pisau demokrasi,sang maestro bebas bereksperimen dialektika logika materialime sosialis ala marhaenisme-nya.Maka digelorakanlah revolusi,yang dibumbui dengan aneka program,diantaranya program ganyang malaysia,ganyang singapura,amerika kita setrika,inggris kita linggis dan sebagainya.Sebuah program yang sah2 saja sejauh realisasinya tidak merontokkan ekonomi rakyat.Namun nyatanya,negara dengan ikhlas mensahkan kebangkrutan rakyat diantaranya yang cukup terkenal,melalui sanering.Yaitu,dipangkasnya 3 angka nol dibelakang nominal uang negara,rupiah.Maka rontoklah ekonomi kerakyatan yang mendorong revolusi saling bantai antar anak negeri di penghujung tahun 1965 se-antero nusantara.
Kisah yang sama juga terjadi di era 1997-1998.Bedanya,yang pertama rontok karena program populis revolusioner yang makan ongkos besar dari proses penghisapan massal perekonomian rakyat.Nah,yang terakhir dibawah presiden Soeharto.Kebangkrutan negara karena belitan rentekoalisi jemaah bankir internasional lewat serbuan penjajahan baru,pinjaman manis beracun ganas dengan rente berbasis dollar.Dibantu oleh pendekar2 kapitalis yang dipelopori oleh Soros dan lembaga2 valas internasionalnya,maka lengkaplah sudah ekonomi negeri ini tumbang gedubrak bak tunggul poohon roboh ditimba kilat sambaran petir.Kebangkrutan yang lagi2 diciptakan oleh negara untuk sebesar-besarnya maslahat keterpurukan ekonomi ummatnya.

Dengan nada lain,sekali lagi saya sampaikan.Perubahan adalah lagu lama kaset baru.Sebuah syair yang sama namun dengan irama gendang yang terus dimodifikasi.Manusia dituntut untuk terus hidup dalam irama inovasi perubahan. Sebuah harga kuburan,berubah atau punah,alias sirna dilamun tuntutan perubahan itu sendiri.Maka dalam konteks itulah para alumni,mahasiswa,dosen,karyawan,Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya Malang dihadapkan pada ngarai menganga,tantangan dunia baru yang lebih kompleks ikhwal penyebarluasan ilmu yang bermanfaat.Karena ilmu hanya akan menjadi sesuatu yang bernilai alias berharga tatkala diimplementasikan dengan sesama.Berdirinya blog Sosektaers-ub mudah2an salah satunya adalah demi menjaga keberlangsungan "ras" Sosektaers sebagai insan yang jumawa dengan ilmu dipundaknya.Sebuah obor pengetahuan terang benderang yang telah panas lantaran lama kami genggam sejak bergesernya pita toga kami menandakan kelulusan sebagai Sarjana,atau bahkan diantara kami ada yang Master,atau Doktor,dan Profesor.

Atas dasar semua itu,melalui forum ini kami sampaikan....
KAMI SOSEKTAERS UB SEANTERO JAGAD MAYA INI BERSUMPAH....
AKAN TERUS MENJAGA OBOR API PERUBAHAN HINGGA HAYAT DIKANDUNG BADAN
SEJAUH PERUBAHAN ITU MENUJU KE ARAH YANG LEBIH BAIK
DEMI KEMASLAHATAN KUALITAS KEHIDUPAN ANAK CUCU KAMI...

KAMI SOSEKTAERS UB DIMANAPUN KAMI BERADA...
BAIK YANG ADA DI DUNIA,MAUPUN YANG ADA DI LUAR DUNIA KELAK (ASTRONOUT)
BERJANJI AKAN TERUS MENGGIATKAN AMAL ILMU YANG KAMI MILIKI
HINGGA TIADA SATU PUN YANG TERSISA PENGETAHUAN YANG KAMI MILIKI...
SELAIN PENGETAHUAN YANG HAKIKI .....
KEMBALI KEHADIRAT ALLAH
ILAHI ROBBI....

ATAS NAMA SOSEKTAERS FAPERTA (AND SO ON AGROCOMPLEX FAKULTY) UNIBRAW....
KITA SEMUA...
HOREEEEEE.....MERDEKA !
BERUBAH.....atau PUNAH !!!!!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju man... emang kuncinya membuat negara yang kuat adalah negara yang tidak memiliki ketergantungan yang kuat terhadap negara atau produk dari negara yang lain.....
selain pemerintah yang jujur dan mau bekerja keras juga harus dikoreksi dan dikritisi oleh rakyat yang kritis dan kuat (salah satunya mungkin luqman)....
cuman satu pesan saya man... kalo mikir jangan yg berat2... ntar kaya di foto terus tuh tampangnya.....(posisi ngedhen)..hahahaha
saya bangga nih punya temen kaya luqman yang punya wawasan luas....hehehe

Anonim mengatakan...

posisiku wkt di foto itu bukan lg ngeden ! tapi lg nahan kentut...ha..ha..ha..
btw,iya...iya...iya...man,
mungkin tulisannya keberatan ya
abis ini kubuatin yg ringan2 aja
kayak snack...he...he..he....

Anonim mengatakan...

Baru kali ini preambul blog bisa dahsyat. Dan daya kritisnya Luqman itu lho???? Masih tetap terjaga dan staminanya? Wow... fantastis luar biasa.
Tinggal cari "kereta" doang Man.

Selebihnya luar biasa tulisan ini.
Aku suka!