Ayo gabung Neobux ! anda dibayar untuk tiap iklan yang anda klik

Minggu, 20 September 2009

Maaf Lahir Batin Ya...

Kami sekeluarga mengucapkan :

Minal Aidin Wal Faizin
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1430 H.

Tri wahyuni sekeluarga
Bontang Kaltim

Jumat, 18 September 2009

Satu hati...semestinya....

Beberapa dari kita sering mengalami kejadian unik di sekitar kita. Sebagai contoh kecil, pada suatu ketika tangan kita begitu ringan mengangkat telepon dari seseorang diseberang sana, bahkan kadang begitu ringan mengulurkan tangan memberikan bantuan kepada seseorang. Cobalah juga kita tengok, ada banyak warung makan yang dalam penyajiannya tidak begitu istimewa tetapi pengunjung begitu ramai. Ada juga sebuah bengkel di kota kelahiran saya yang saya kira biasa saja, tapi banyak orang rela motornya menginap hanya untuk mencicipi reparasi dari sang empu bengkel.

Tetapi sebaliknya, jangankan mengangkat telepon melihat panggilan dari seseorang saja dianggap sebagai masalah. Beberapa penjual sudah sedemikian menerapkan service excellence tetapi tetep saja sepi pembeli.

““klik”” begitu kira-kira kesimpulan sederhana atas fenomena diatas. Maka yang namanya ““klik”” adalah persoalan rasa. Atas dasar “klik” tersebut tangan kita begitu ringan membantu tanpa banyak berhitung, kita menerima tamu atau telepon seberapa malampun, orang tak lagi mempermasalahkan soal service. Atas dasar “klik” pula maka perbedaan yang besar menjadi kecil bahkan terabaikan. Waktu menjadi lebih simple daripada hanya untuk membuang argumen dan akhirnya tak ada hasil.

Ada banyak kebahagian, kesuksesan atas dasar “klik”. Iya, dan “klik” adalah persoalan rasa. Maka dalam organisasi besar maupun dalam perkara rumah tangga, hubungan bos dan bawahan, rekan kerja, suami istri, ortu dan anak bahkan persoalan hubungan dengan Tuhan membutuhkan “klik” sehingga hubungan tersebut menjadi positif dan mutual.

Tak ada teori yang muluk-muluk yang saya sampaikan disini, hanya saja jika setelah sekian lama rekan-rekan direkatkan oleh tali persaudaraan atas nama anggota Sosek Faperta Unibraw maka banyak diantara kita yang sering menggugat kembali arti persaudaraan ini. Ini berarti bicara nilai. Seberapa nilai persaudaraan ini sehingga menghasilkan sebuah karya. Contoh sederhana ada beberapa gerakan sosial bahkan organisasi sosial yang didirikan oleh sebuah ikatan emosional sederhana, kumpulan alumni sekolah dasar yang sama, universitas yang sama, satu alumni tempat nongkrong. Bahkan beberapa perusahaan bisnis tergerak atas dasar ini.

Dan nilai adalah kumpulan dari rasa, maka sebelum kita merumuskan nilai maka pertanyaan besar dalam diri kita adalah adakah rasa itu, jika ada, masihkah? Dan jika tak ada bagaimana membangkitkannya,..karena rasa menimbulkan “klik” yang mampu meringankan langkah kita. Tak ada harapan yang muluk-muluk atas ikatan ini,..cukuplah rasa itu masih ada, dan sehingga tatkala ada sebuah panggilan untuk sesuatu yang besar atau kecil dari sesama kita, begitu ringan kita mengulurkan tangan….Kita…semestinya…satu hati…

Salam Addy “Boy” Saputra

Rabu, 16 September 2009

Menabur Harap dari Rencana Temu Alumni PERMASETA UNIBRAW 2009

by Luqman Setiawan

"Beberapa waktu yang lalu tersiar kabar bahwa Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya (PERMASETA Unibraw) berencana mempertemukan Alumninya dalam moment HUT Organisasi tersebut pada 30 November mendatang.Kalo benar rencana itu akan dilaksanakan, berarti ini merupakan kesempatan yang kesekian kalinya setelah beberapa kali rencana serupa berjalan sekedar dalam mode seremonial semata".

Adakah ini harapan baru untuk PERMASETA baru yang lebih baik dalam mendorong kualitas mahasiswa jurusan Sosek Faperta Unibraw ?

Menginjak usianya yang menjelang 10 tahun,tantangan dan harapan besar terhadap organisasi ini mengundang konsekuensi logis akan perlunya dilakukan introspeksi dan evakuasi (penyelamatan) ulang terhadap sistem tata kelola organisasi.Hal tersebut menjadi mendesak, mengingat berbagai issue dan angin perubahan yang terjadi belakangan ini di lingkungan kampus Faperta Unibraw mereduksi organisasi mahasiswa jurusan Sosial Ekonomi Pertanian ini untuk kian kerdil terbelenggu oleh problematika internalnya semata. Peristiwa seperti, penyederhanaan program studi,misalnya. Lebih banyak dilihat oleh para aktifis organisasi sebagai problem dan bukannya dilihat sebagai solusi untuk mengembangkan sistem organisasi yang lebih ringkas,efisien,efektif,dan seirama dengan dinamika akademis.Contoh lain,adanya "travel warning" dari pihak kemahasiswaan yang membatasi space kemahasiswaan di luar kampus ; menjadi lain hal yang dianggap para aktifis sebagai bentuk baru "pengekangan" terhadap kreatifitas mereka.
Dampak dari rentetan peristiwa di atas beserta penafsiran yang dilakukan aktifis dalam praktiknya saat ini cenderung mendorong dinamika organisasi meluruh ke titik nadir. Pasif dan resisten terhadap perubahan.Ujung-ujungnya, jika terus dibiarkan, maka jangan salahkan jika alumni almamater kita di masa yang akan datang bakal kian defisit akan karakter kemandirian dan keberdayaan.Itu artinya,sejarah kelam kita akan terus terulang ; kampus biru pencetak calon tenaga kerja baru yang masuk ke dalam kamp konsentrasi pasar tenaga kerja yang kian sempit dan penuh persaingan tajam.

Oleh karena itu,rencana mempertemukan alumni yang difasilitasi oleh pengurus PERMASETA di bawah kepemimpinan Sulthon Saladin patut untuk di apresiasi dan di dukung.Ini merupakan sinyal kuat adanya itikad baik pengurus untuk merekonstruksi organisasi.Namun tentunya, momentum pertemuan alumni,sejak dini haruslah dirancang secara optimal agar nantinya pertemuan tersebut benar-benar menghasilkan sesuatu yang kongkrit dan menjadi bagian dari solusi atas problematika yang menggelayuti organisasi.

Sekali lagi, jika Pengurus sungguh-sungguh merealisasikan rencananya mengumpulkan segenap potensi Alumni dalam momentum HUT organisasi.Barangkali kita bisa menabur harap akan terlahir kesepakatan (agreement) kongkrit dalam kerangka perbaikan lingkungan organisasi dan almamater kita tercinta : PERMASETA,Jurusan Sosek,Faperta Unibraw.

Wallahu 'alam

Senin, 14 September 2009

Masih Perlukah Ada Fakultas Pertanian ????

By Luqman Setiawan

Sejatinya, pendidikan memiliki tujuan.Fakultas Kedokteran, misalnya.Memfasilitasi peserta didik untuk menjadi profesional di bidang kedokteran. Secara profesi,menjadi dokter yang melayani dan menjaga kualitas kesehatan masyarakat.Fakultas Ekonomi,setali tiga uang.Peserta didik yang berkecimpung didalamnya akan digembleng dengan olah ilmu ekonomi. Kelak Sarjana Ekonomi menjadi pioner dan pilar perekonomian masyarakat.ISEI,misalnya.Sebagai organisasi yang menjadi payung para Sarjana Ekonomi dikenal secara nasional dan memiliki pengaruh cukup besar dalam konstelasi kebijakan hingga level negara.
Fakultas Sains (FMIPA) yang outputnya diarahkan menjadi pelopor riset dan teknologi.Menjadi mendorong kejayaan pengembangan ilmu terapan yang berguna bagi masyarakat.Demikian seterusnya,hingga tibalah tertuju kita pada:Fakultas Pertanian.

Konon,fakultas pertanian sudah sangat dikenal jauh sebelum era reformasi. Sebagai gudangnya Fakultas yang miring-miring dikit dengan khittah nama yang menjadi tujuannya.Kian waktu,dengan semakin miskinnya arahan yang berwenang (baca : pemerintah) terhadap visi pendidikan di bidang kesarjanaan pertanian maka miringnya kian jauh,kalau tidak dibilang makin berjarak dengan tujuan utama pendidikan Pertanian itu sendiri.

Logikanya, Alumni Fakultas Pertanian, ya jadi profesional di bidang pertanian.Namun dalam prakteknya,tingkat diaspora (perpencarannya)nya sungguh luar biasa.Sarjana Pertanian mengisi pundi-pundi terbesar dalam konstruksi ketenagakerjaan kita mulai sektor perbankan,industri,jasa,pendidikan,dan ...ouh kabar buruknya,Sarjana kita yang konsisten berkubang dalam primer sektor pertanian bukanlah mayoritas dari komposisi totalnya.
Perlu riset lebih mendalam soal data tepatnya komposisi antara Sarjana Pertanian yang eksis di primer pertanian dengan yang terdiaspora dalam kotak non pertanian macam perbankan dan lain sebagainya.
Namun dengan kian terpuruknya daya kompetisi rakyat di pasar global dimana kita nyaris compang-camping kedodoran.Menerima hujan produk murah meriah membanjiri market domestik kita.Sadarkah kita,bahwa pertanian lah salah satu benteng terakhir yang menjaga stabilitas kesejahteraan masyarakat kita ?

Atau jangan-jangan, Fakultas Pertanian memang sudah tidak lagi diperlukan ?
Pertama, karena ada anggapan, buat apa sekolah tinggi kalau ujung2nya cuma balik kerja jadi petani yang berkotor-kotor dengan tanah ?
Atau anggapan Kedua,..gak ada lowongan bidang pertanian yang capable buat saya ?
Atau lebih parah lagi,yang ketiga,..bisa diterima kerja aja dah syukur ? Oups.

Ini ironi buat kita semua wahai Sarjana Pertanian khususnya.. Sosektaers Unibraw.
Jangan sampai terus terulang..
"ada tikus mati di lumbung padi"...
Sarjana Pertanian menganggur di tengah negeri agraris nan gemah ripah loh jinawi...

Sekali lagi pertanyaannya :
"Masih Perlukah Ada Fakultas Pertanian ????

Kamis, 10 September 2009

BLOG SOSEKTAERS BERDUKA

SEGENAP KELUARGA BESAR BLOG SOSEKTAERS UNIBRAW
MENYAMPAIKAN BELASUNGKAWA YANG SEDALAM-DALAMNYA ATAS
WAFATNYA AYAHANDA TERCINTA DARI
BANG RACHMAN ADI SAPUTRA (OWNERS BLOG SOSEKTAERS,ALUMNI-SOSEKTAERS ANGKATAN 96)
PADA HARI RABU, 09 SEPTEMBER 2009
DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR.
SEMOGA ALMARHUM DI TERIMA DI SISI ALLAH SWT
DAN BANG RACHMAN BESERTA KELUARGA BESAR YANG DITINGGALKAN DIBERIKAN KEKUATAN IMAN DAN TAKWA

AMIEN.
SALAM HORMAT
ADMIN
BLOG SOSEKTAERS UNIBRAW
LUQMAN SETIAWAN & FRIENDS