Ayo gabung Neobux ! anda dibayar untuk tiap iklan yang anda klik

Senin, 28 Desember 2009

Gaya (HIDUP)Instant ...

Posting by Luqman Setiawan

Madu dalam hidup ini,dan dikejar oleh banyak orang adalah gaya hidup yang serba instant.Mau apa aja tinggal remote sana remote sini.Susah nomor 2,yang penting hari ini kita dapet manisnya.Jangka pendek bisa senang-senang,jangka panjang ? biar anak cucu yang tanggung.Sepertinya pepatah yang dimantra waktu kita SD dulu "Berakit-rakit dahulu,berenang-renang ketepian; bersakit-sakit dahulu baru senang kemudian" sudah kehilangan pengikutnya di era digital yang penghuninya banyak yang sudah pada mabuk facebook ini.Truss ?

Saat transmigrasi "bedol desa" ortu buyut kita,Adam dan Hawa ke alam semesta yang bernama bumi ini,kehidupan negeri dongeng dengan gemerlap dan serba instant yang mereka temui di surga semestinya segera berakhir dan berganti dengan kerja nyata : memelihara,dan merawat alam semesta dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana titah sang Penguasa Langit dan bumi ;"Tidak aku ciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaKU".
Namun yang terjadi adalah, kerusakan bumi makin terkuak lebar karena hawa nafsu manusia untuk mewujudkan kenyamanan hidupnya secara berlebihan. Agar bisa nyaman dengan segala kemudahan,remote,dan serba instant.

Tidak ada larangan untuk menikmati hidup.Dengan gaya dan model seperti apapun.Yang penting untuk dicatat adalah apakah harga kenikmatan hidup yang kita bayar itu sepadan dengan aspek keadilan baik dari sisi kita,keluarga kita,lingkungan kita,termasuk keseimbangan alam sekitar kita.Apa jadinya kalo confortable zone yang kita kejar menabrak rambu2 dari keseimbangan diatas.Maka yang terjadi adalah kenikmatan kita saat ini dibayar mahal oleh generasi selanjutnya.Atau sama dengan,kita menyandera kehidupan selanjutnya ; bisa itu kehidupan kita sendiri apalagi kehidupan anak cucu generasi selanjutnya.

Oleh karena itu, realitas instant yang berkembang kian massif dewasa ini harus bisa kita sikapi dengan jernih. Agar kita tidak disandera oleh masa depan alih alih menjadi beban bagi generasi selanjutnya.
Bukankah kehadiran kita ini sebagai pemakmur bumi ? pemelihara ekosistem,penjaga keseimbangan tata alam.

Pilihan hiudp kembali pada kita.Mau instant ? mau berproses ?
Monggooo...

Jumat, 11 Desember 2009

Pidato seorang bocah yang mengguncang dunia

Posting by Luqman Setiawan

Kisah anak kecil bernama Severn Cullis-Suzuki ini barangkali dapat memberikan kita inspirasi betapa sudah waktunya yang tua banyak belajar dari kaum yang lebih muda dalam hal visi dan nilai tentang kehidupan itu sendiri.

Severn Suzuki pada usia 9 tahun telah mampu mengorganisir anak-anak sebayanya dan mendirikan organisasi bernama Environmental Children's Organization (ECO).ECO didirikan dan didedikasikan untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.

Dalam Konferensi Lingkungan Hidup PBB, Severn,atas nama perwakilan ECO diundang untuk berbicara dalam forum tingkat tinggi yang dihadiri oleh pimpinan dunia,jusnalis dunia,dan pebisnis,dan tokoh-tokoh tingkat dunia lainnya.

Severn memberikan sebuah pidato yang kuat dan mampu membungkam para pemimpin dunia yang hadir dalam forum tersebut.

Apa sesungguhnya yang disampaikan oleh Severn yang pada waktu berpidato berusia 12 tahun sehingga mampu mengguncang dan menggegerkan ruang sidang ? Dan setelah pidatonya selesai, seluruh peserta berdiri memberikan tepung tangan penghormatan kepada seorang anak kecil berusia 12 tahun ?

Tanya kenapa ?

Berikut pidato dari Severn Cullis-Suzuki,bocah kencur berusia 12 tahun di forum tinggi PBB tentang Lingkungan Hidup ...

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental
Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12
dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga,
Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk
bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda
sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di
sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan
masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum
atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi
semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia
yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat
yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan
habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena
berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena
saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa
tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu
persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar
binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan
burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal
tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini
ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap
bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua
pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki
semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai
asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang
telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di
tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak
tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota
perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah
ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi
- dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua
adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih
dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi
udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan
tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita
semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu
untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak
ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami
membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi
dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk
kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan
dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda,
komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami
menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah
satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku
kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan
makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih
sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun,
bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih
begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia
sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan
yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak
yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau
pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua
uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa
indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang
kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk
berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang
anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda
melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah
yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari
segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut
kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda
semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena
perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya
menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.

*******

Sesaat setelah pidato Severn Cullis-Suzuki, Ketua PBB menyampaikan komentarnya sebagai berikut :

" Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri
karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan
isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju
berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato.
Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh
asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak
yang berusia 12 tahun "

Semoga Sosektaers dapat mengambil manfaatnya, apalagi Sosektaers sebenarnya punya "kendaraan" organisasi bernama PERMASETA Unibraw dan bisa diarahkan untuk tujuan-tujuan yang baik dan bukan sekedar seremonial hura-hura semata.Sekali lagi.
SEMOGA.

Jumat, 04 Desember 2009

Koyo iyo iyo'o



Posting by Rachman Adi Saputra *

Judul diatas sebenarnya sebuah kalimat dari bahasa jawa (saya juga belum lama tau istilah ini), yang dapat diartikan seseorang yang seakan2 tahu padahal dia belum tentu tahu mengenai tersebut dan seolah2 ingin menunjukkan pada orang lain bahwa dia mengerti dan paham mengenai hal tersebut (kira2 begitu).
Saya tertarik mendiskusikan istilah tersebut karena kayaknya kita semua dalam beberapa bulan terakhir ini telah menjadi orang yang seakan-akan mengerti dengan jelas permasalahan dan langsung memutuskan hal terebut karena opini yang berkembang luas di masyarakat dengan dibantu peran media. Bagaimana dalam waktu yang berdekatan kita seolah-olah sudah dapat menemukan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam contoh kasus yang seakan-akan memiliki benang merah yaitu kasus ANTASARI, BIBIT & CANDRA, SUSNO dan BAILOUT BANK CENTURY. Saat ini kita sealah olah diajak menjadi ahli hukum dan ahli ekonomi. Bagaimana kita digiring oleh opini2 sehingga ribuan orang berdemo pada masing2 opini yang belum tentu mereka tahu kebenarannya bahkan satu juta orang melalui facebook mendukung suatu opini yang justru kita semua belum tahu kebenarannya. (walaupun kita tahu id di internet dapat dengan mudah digandakan)????? sehingga satu juta belum berarti satu juta.
Sebuah hal menarik terjadi pada saat terjadi diskusi Lawyer's club yang ditayangkan secara live di Tvone beberapa waktu yang lalu bagaimana seorang Karni Ilyas tidak dapat menjawab pertanyaan dari pengacara OC Kaligis mengenai pernahkah seorang Karni Ilyas melihat berkas-berkas perkara seperti lazimnya hal orang berperkara pada saat membahas kasus mengenai Bibit Candra yang diperdebatkan apakah perlu diteruskan ataukah harus di “deponering” (satu kata lagi yang baru saya ketahui). Satu bukti yang tentang judul diatas.
Artinya (ini saya yang mengartikan sendiri) adalah kita semua saat ini masih terus diberi informasi dengan sangat berlimpah dengan berbagai sudut pandang. Sehingga disatusisi dapat membuat hal yang sangat membingungkan buat masyarakat awam seperti kita. Berita saat ini menjadi komoditas yang sangat2 laku di jual dan menjadi suatu hal yang sangat ditunggu2 pemirsanya. Begitu berharganya Informasi sehingga pada suatu saat Murdoch merasa perlu membatasi berita-berita yang disadur oleh GOOGLE dan YAHOO!!!!!! secara gratis. Berita saat ini adalah komoditas.......!!!!!!! Saya jadi ingat dengan teman2 kita di CANOPY yang juga berkecimpung di media Pertanian (CANOPY)......gmn kabarnya teman2 seperti Slamet, Widya, Siti Asnah, dan lain2........yang mewartakan media dengan sepenuh hati.
Bagi saya saat ini adalah saatnya kita menyaring semua informasi yang ditampilkan oleh media-media yang bisa jadi memiliki suatu misi tertentu terhadap beritanya. Dan akan sangat mendukung media2 yang mencerdaskan pembacanya dan bukan memperkeruh suasana untuk meningkatkan oplahnya. Dan dengan membaca berita tidak membuat kita merasa semakin tahu dan menjadi orang seperti judul di atas.

Keluhan dan pengaduan terhadap tulisan ini
Silahkan hubungi :
email : sosektaers.ub@gmail.com

NB : Tulisan ini dibuat juga tidak berarti saya tidak mendukung siapa2.......

* Penulis adalah Angkatan 1996-Alumni Sosek Faperta Unibraw.
Deklarator (pendiri) Permaseta Unibraw (1999),organisator mahasiswa jurusan (1999)
perancang Liga Sosek,dan segudang kontribusi baik lainnya.

Kamis, 03 Desember 2009

PERATURAN TENTANG ALIH FUNGSI LAHAN

Posting by SAI*

Sebagai orang yg berlatar pendidikan pertanian dan kebetulan ditugaskan di Bali oleh perusahaan tempat bekerja sekarang. Ada satu hal menarik yang ada di Bali, yaitu mengenai peraturan pemerintah daerah yang mengatur wilayah hijau. Dimana ada perlindungan terhadap sawah-sawah di Bali agar tidak tergerus oleh investor pariwisata yg sangat massif di Bali, sehingga tidak terjadi konversi lahan yang sangat cepat akibat rakusnya investor untuk mencari lahan yg digunakan untuk membuat hotel, villa, dan perumahan-perumahan.

Di Bali saya merasakan pemerintah daerah sangat konsen menjaga agar tidak terjadi alih fungsi lahan terutama areal persawahan. Di setiap jalur hijau dipasang papan pengumuman yang menerangkan bahwa sepanjang sekian meter atau kilometer adalah jalur hijau, sehingga tidak boleh ada bangunan (rumah, toko, atau apapun) yang berdiri di jalur tersebut. Walaupun masih terjadi alih fungsi lahan, tetapi tidak seradikal alih fungsi lahan di Jawa atau daerah lain yang pemerintahnya sangat tidak konsen dalam menjaga alih fungsi lahan pertanian.

Sepanjang satu tahun saya di Bali untuk wilayah persawahan yang dipasang papan jalur hijau belum pernah saya lihat terjadi alih fungsi lahan pertanian. Asumsi saya adalah karena perda tersebut efektif dalam menjaga hilangnya areal persawahan. Dimana sawah disamping sebagai mata pencaharian juga sebagai tempat yang memiliki nilai budaya dan social.
Walaupun harga tanah di Bali sangat mahal (harganya sudah setara harga jakarata), tetapi Perda ini menurut pengamatan saya mampu menghalangi terjadinya transaksi jual beli areal persawahan. Dan perda ini efektif juga melindungi petani dari mata pencahariannya, karena jika lahan pertaniannya terjual, maka petani akan tercabut dari akar social budayanya yg bermatapencaharian petani.

Ketersediaan pangan sangat ditentukan oleh ketersediaan lahan. Karena hasil panen disamping ditentukan oleh intensifikasi juga ditentukan seberapa luas lahan yang dijadikan areal persawahan. Penambahan areal persawahan sangatlah tidak mudah karena pasti mengorbankan areal lain yg juga hijau dalam hal ini hutan yang sangat penting dalam menjaga iklim dan ekosistem.

Saya memiliki pemikiran bahwa entah 25 tahun lagi atau lebih negara yang menguasai pangan di dunia adalah negara yang memiliki posisi tawar lebih dibanding negara2 di dunia. Jadi langkah brilan seperti yang dilakukan Bali dengan memberikan PERDA jalur hijau untuk melindungi areal persawahan bisa diikuti oleh daerah lain. Sehingga kebutuhan pangan di Indonesia bisa terjaga dengan ketersedian lahan persawahan yg memadai, dan masyarakat bisa menjangkau harga pangan karena tidak perlu impor.

* Penulis adalah Alumni Sosektaers Unibraw (angkatan 1996),Pendiri PERMASETA, dan
sekarang sedang menikmati indahnya hidup sebagai pekerja migran di Bali.

Rabu, 02 Desember 2009

Elegi Cinta Terlarang dari Pyongyang ...

Posting by Luqman Setiawan

Kalau dunia pop Indonesia sempat bergema dengan hits kondang duo virgin lewat tembang lirih "Cinta Terlarang".lain ceritanya dengan nada sumbang yang baru saja tiba dari Pyongyang, ibu kota negeri tirani Korea Utara yang dinakhodai Kim Jong Ill.

Kabar buruk itu akhirnya tiba juga.Melalui pengumuman resmi pemerintah setempat, efektif berlaku mulai hari Senin,1 Desember 2009, negeri yang kaya akan musibah bencana alam beberapa tahun belakangan ini resmi memberlakukan pemotongan (sanering) nilai mata uangnya (won) sebesar 100 basis poin.Dalam sekejab 100 won (mata uang korea utara)menjadi 1 won mata uang mereka yang baru.Gilanya lagi, pemerintah membatasi penukaran uang yang dimiliki oleh rakyatnya. Per orang tidak boleh menukarkan lebih dari 100.000 won,belakangan di revisi menjadi maksimal 150.000 won penukaran per orang.Hal ini sama artinya dengan tidak berharganya kepemilikan uang ditangan masyarakat yang melebihi batasan maksimal yang ditoleransi pemerintah. Alias,uang ditangan mereka menjadi sampah dalam sekejap.

Harus diakui, Korea Utara dapat dikategorikan sebagai negeri yang kacau balau dalam segala bidang.Disempurnakan lagi dengan silih bergantinya musibah bencana alam.Tapi sekacau-kacaunya negeri komunis yang satu ini, nilai tukar mata uangnya terhadap dollar Amerika hanya terpaut : 1 USD = 135 Won versi valas resmi pemerintah,dan 1 USD = 2000 s/d 3000 Won versi pasar gelap yang menjamur di negeri itu. Artinya, sebelum sanering,nilai mata uangnya terhadap US Dollar kelihatan masih bernilai. Bandingkan dengan Indonesia yang kurs 1 USD nya saat ini setara dengan Rp 9,435 (kurs rerata hari ini).

Mengenai yang namanya Sanering ini,kisah Indonesia pernah mengalami masa pahit serupa dengan kasus Korea Utara saat ini.Kisah sedih tersebut merupakan klimaks dari periode perekonomian tragis tahun 1960 - 1965 dengan fakta-fakta fantastis : inflasi rata-rata tahunan 650 %, indeks biaya 438 %, indeks harga beras 824 %, tekstil 717 %, dan rupiah anjlok nilainya terhadap US$ tinggal 1/75 (satu per tujuh puluh lima) dari angka Rp 160/US$ menjadi Rp 120,000/US$.Karena pemerintah tidak punya pilihan lain dalam menyelamatkan nilai mata uangnya, maka pemerintah waktu itu (Bung Karno) mengeluarkan Penetapan Presiden (Penpres) No.27/1965 yang menjadikan Rp 1,000 (uang lama) menjadi Rp 1,- (uang baru).

Isu Sanering di Indonesia juga sempat dipertimbangkan oleh pemerintah pada puncak krisis 1997/1998 namun dengan berbagai kalkulasi maka kebijakan yang satu ini tidak diambil oleh pemerintah.Andaikan sanering jadi diambil pemerintah pada waktu krisis 1997/1998 tentu itu hal yang tidak terlalu mengejutkan bagi kita semua mengingat nilai nol yang berhasil dipotong oleh sanering tahun 1965, 32 tahun kemudian (1998)telah kembali lagi bertambah 3 nol dibelakangnya.Masih ingat waktu jaman kuliah saat baca buku-buku teks, seperti yang berjudul : "menggerakkan dan membangun petani" (AT Mosher) disitu ada ilustrasi (riil tahun 1971) indeks harga produk pertanian seperti 1 tongkol jagung yang harganya cuma 3-5 rupiah saja. Sekarang harga satu tongkol jagung ditingkat tengkulak Rp 3000 - Rp 5000 rupiah,atau bahkan sudah lebih.Wow,ajaib.Welcome back angka nol !

Pada akhirnya, kita harus berfikir ulang terkait rasa cinta dan sayang kita terhadap benda yang bernama uang. Karena cinta terhadap uang ternyata merupakan cinta yang salah, atau lebih tepatnya menjadi cinta terlarang.Karena uang yang beredar saat ini hanyalah timbangan nilai relatif terhadap suatu produk.Artinya yang esensial bukan uangnya tapi produknya.Bagaimana kalau penjual produk tidak mau ditukar produknya dengan uang yang kita pegang ?
Kejadian tersebut riil terjadi di Jerman tahun 1924,Zimbabwe 1998,dan sekarang Korea Utara.

Maka tidak heran jika futurolog kondang John Naisbit dalam rilis buku Megatrends menulis dengan tegas ; uang merupakan monopoli terakhir yang dimiliki oleh negara dan akan segera berakhir. Naisbit mencontohkan,petani di India yang menggunakan bawang putih sebagai medium pengganti uang sebagai salah satu indikator pudarnya monopoli negara.Naisbit memprediksikan bahwa uang negara akan berakhir digantikan dengan uang komoditas, barangkali ini menjadi indikasi sistem barter akan mereinkarnasi dalam wujudnya yang modern.

Karena itu, mumpung Rupiah masih cukup berharga untuk dapat ditukarkan dengan aneka produk yang ada disekitar kita maka alangkah berbahagianya anda yang berhasil menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai Rupiah yang kita terima dari Gaji / penghasilan usaha kita malah mengantarkan kita pada cinta terlarang.Karena "raga" dari uang kertas valas/rupiah yang kita pegang tidak setara dengan daya belinya yang terus merosot dimakan pencuri yang bernama inflasi hingga satu titik dimana uang kertas/valas menjadi kertas yang tidak lebih seharga kertas bekas (kiloan) sesuai fitrahnya.

Jadi, kalau raga-nya tidak dapat kita miliki jangan nekad menyimpannya di hati.
Seperti bait "Cinta Terlarang" duo virgin

Kau kan slalu tersimpan dihatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku

Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya ...